Proyek Sabuk Merah Terlambat, Kasatker Minta Kontraktor Tambah Tenaga

oleh

Atambua, obor-nusantara.com-Proyek pekerjaan Pembangunan Jalan Sabuk Merah Perbatasan Timor Barat-Timor Leste di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini suudah mengalami minus 4 persen mendapat perhatian serius dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT.
Untuk mengejar progres yang saat ini sudah minus Kontraktor diminta untuk dapat menambah tenaga Buruh dan jam kerja di seluruh segmen.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan nasional (BPJN) NTT melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanan Jalan nasional Dua NTT Hilmer Manurung kepada media ini Senin, (25/10/2021) mengatakan, pihaknya telah meminta Kontraktor Pelaksana dalam hal ini PT. Turalelo Battu indah untuk segera mengejar keterlambatan fisik yang kini sudah mencapai 4 persen dari target 7 persen.
“Secara lisan kita sudah mengingatkan kontraktor pelaksana untuk dapat menambah jam kerja dan tenaga (buruh) di lapangan agar bisa mengejar keterlambatan yang ada,” tagas Hilmer”.
Menrut Hilmer, selain penambahan tenaga kerja ini untuk mengejar keterlambatan juga sebagi langkah antisipasi saat musim hujan tiba nanti pada bulan Desember mendatang.
“”untuk antisipasi musim hujan nanti, kita juga sudah minta untuk menambah jam kerja mulai dari sekarang sehingga saat musim hujan nanti tidak terjadi minus yang lebih banyak”.ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pekerjaan proyek pembangunan Jalan Sabuk Merah di ruas Henes, Dakfala, Laktutus di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tiga bulan lalu atau dimulai 1 Agustus 2021, baru berkisar 3 persen atau minus 4 persen dari target tujuh yang direncanakan.
Untuk Tahun Anggaran 2021 ini Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT telah mengalokasi dana melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) senilai Rp120 miliar.
Dana tersebut digunakan untuk membangun jalan sepanjang 24,22 Km dengan tiga segmen, yaitu segmen satu dengan panjang 16.725 km, segmen dua 675 meter dan segmen tigs sepanjang 4.2 Km.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Dua Hilmer Manurung yang dikonfirmasi pada Senin, (25/10/2021) mengakui jika fisik pekerjaan proyek tersebut terlambat atau sudah minus.
“Iya memang sekarang masih minus karena pekerjaan awal masih persiapan oleh kontraktornya jadi saat ini minusnya sekuat 1 sampai 3 persen begitu,”katanya.
Menurutnya, pekerjaan pada tiga segmen itu sudah mulai jalan, di segmen satu dan dua pekerjaan pemasangan pengaman tebing dan galian.
Proyek tersebut menurut Hilmer, waktu pelaksanaanya dua tahun anggaran atau kontraknya baru berakhir pada Agustus 2022 nanti.
“Kita harapkan pada bulan Desember nanti sudah bisa Hotmix minimal 4 Kilo meter sehingga bisa mengangkat minus yang saat ini terjadi meski waktu pelaksanaan masih panjang,” jelasnya.
Dikatakannya, untuk mengantisipasi hujan yang akan menyulitkan pekerjaan di lapangan, pihaknya telah menginstruksikan kepada kontraktor pelaksana, yakni PT. Tureleto Battu indah untuk dapat menambah jam kerja dan tenaga sehingga tidak terjadi minus saat hujan. (Wr/redaksi).