Jejak PT. Waskita Karya, BUMN Dibalik Pembangunan Bendungan Di NTT

oleh
Foto: :Dhetik ariyanto Direktur operasi II PT Waskita Karya (Persero) saat diwawancarai Wartawan Victorynews Yes Bale di Bendungan Temef

Catatan Redaksi obornusantara.id,

Temef-TTS, obornusantara.id-Suksesnya proses pembangunan Bendungan Temef di Desa Oenino, Kecamatan Oenino Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak terlepas dari opsesi dari Manajemen dua Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Waskita Karya dan PT. Nindya Karya (Persero). Kedua BUMN ini sebagai Kontarktor utama yang dengan segala upaya untuk menyelesaikan Proyek raksasa yang bernilai Rp. 2,7 triliun itu.

Sebagai Perusahaan Milik Negara, PT. Waskita Karya pada dekade tahun dua ribuan hingga tahun 2024, telah berkiprah di tanah Flobamora dan ikut serta dalam pembangunan penyediaan sarana dan prasarana air untuk masyarakat NTT dengan membangun sejumlah Bendungan yang tersebar di sejumlah Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah satu bendungan pertama yang dibangun oleh PT. Waskita Karya di Nusa Tenggara Timur yang di bangun pada tahun 1998 dan baru selesai pada tahun 2021 dengan kapasitas daya tampung sebesar 19,07 meter kubik yang dibangun untuk menyediakan air baku dan air irigasi bagi masyarakat di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang dengan total untuk air irigasi seluas 1.400 ha dan air baku untuk masyarakat kota kupang 2,23 liter per detik.

Bendungan Tilong di Kabupaten Kupang adalah bendungan yang pertama kali dibangun oleh PT. Waskita Karya di NTT yang pembiayaannya dari dana Bantuan Pemerintah Jepang (Nippon Koi) yang dimulai pembangunannya pada tahun 1998 dan baru selesai pada tahun 2001 dengan kapasitas daya tampung sekitar 19 juta meter kubik dan diresmikan langsung oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri.

Setelah tahun 2001 Pemerintah pusat tidak lagi memprogramkan pengadaan pembangunan bendungan baru di NTT. Namun setelah Joko Widodo menjabat Presiden pada tahun 2014, NTT menjadi salah satu Provinsi yang masuk dalam skala prioritas pembangunan bendungan dengan target 7 bendungan harus dibangun di NTT.

Di Tahun 2014 bulan Desember Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama dimulainya pembangunan Bendungan Raknamo sebagai bendungan pertama yang dibangun di NTT setelah Bendungan Kolhua gagal dibangun pemerintah.

Bendungan dengan kapasitas daya tampung 14,09 juta meter kubik itu dibangun selama 4 tahun dan diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018 atau satu tahun lebih cepat dari rencana selesai tahun 2029.

Proses pembangunan bendungan raknamo di Desa Raknamo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Waskita Karya sebagai Perusahaan BUMN tunggal yang membangun bendungan tersebut.

Sebagai perusahaan milik Negara PT. Waskita Karya (Persero) terus mendapat kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan Proyek Bendungan di wilayah NTT dan pada tahun 2017 atau sebelum pengresmian bendungan Raknamo, BUMN ini kembali menjadi pelaksana Proyek Pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten TTS.

Tidak sampai disitu, PT Waskita Karya juga kini tengah menyelesaikan Proyek Pembangunan waduk Lambo di Kabupaten Nagekeo, Flores Nusa Tenggara Timur.

Proyek waduk Lambo yang pekerjaan konstruksinya baru dimulai pada tahun 2023 itu ditargetkan akan rampung pada tahun 2028 mendatang.

Untuk pekerjaan proyek waduk lambo di Kabupaten Nagekeo, PT Waskita Karya jo PT Bumi Indah sebagai Kontraktor lokal yang ikut dalam proses pembangunan bendungan Lambo.(wr/redaksi)