Kupang, obornusantara.id-ambruknya ruas jalan liliba-naimata di lokasi kali liliba, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat diterjang hujan pada minggu, 10/03/3024 dinilai merupakan kegagalan bangunan saat proyek penanganan bencana seroja itu ditangani oleh Pemerintah Kota Kupang tahun 2022 lalu.
“pekerjaan telah diserahterimakan untuk kedua kalinya atau FHO maka, kerusakan ini dapat dikategorikan sebagai Kegagalan Bangunan yang dilakukan oleh Kontraktor pelaksana melalui hasil Perencanaan dari pemerintah Kota Kupang.”ungkap Piet Djami Rebo saat dihubungi media pada Kamis, 14/03/2024.
Mantan Kepala Dinas PUPR NTT ini menjelaskan, kerusakan yang terjadi akibat adanya penurunan atau longsoran pada tanah dasar jalan dan untuk memastikan Apa penyebab dari kerusakan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penyebabnya.
Meski demikian para pihak yang terlibat dalam proses penanganan bencana seroja itu harus bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan di lokasi itu.
“yang pasti para pihak yang dapat diminta pertanggung jawabannya adalah Perencana, Pengawas dan Pengguna jasa dalam hal ini pemerintah kota kupang”. Jelas Djami Rebo.
Untuk fungsional kembali jalur tersebut Djami Rebo berharap agar penanganan darurat secepatnya dilakukan mengingat jalur ini merupakan jalur alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat terutama saat proses pekerjaan jembatan kembar liliba berlangsung.
“Supaya jalan tetap dpt berfungsi walaupun terbatas perlu ada penangan darurat ,untuk penanganan permanen bisa dilaksanakan setelah dikaji ttg sebab kerusakan dan rekomendasi penangan permanennya”. Tutup Djami Rebo.
akibat dari ambruknya jalan ini, ruas jalan oebufu-liliba kini ditutup untuk sementara waktu sambil menunggu proses penanganan darurat oleh Pemerintah Kota Kupang.
Pelaksana Tugas Kepala DInas PUPR Kota Kupang Maksi Dethan saat dihubungi pada Kamis 14/03/2024 mengatakan, proses penanganan jalan liliba masih dalam proses perencanaan.
“perencanaannya masih dalam proses”. katanya singkat.
