Baru Dikerjakan Sudah Rusak, Warga Pertanyakan Perencanaan Jalan Di Kali Liliba

oleh
Foto: Jalan Penghubung antara Oebufu dengan Kelurahan Naimata di kali liliba yang sudah ambruk (Minggu, 10/03/2024)

Kupang, obornusantara.id-Jalan Penghubung Kota Kupang dengan sejumlah Kelurahan di Liliba ambruk setelah diterjang hujan selama beberapa hari. Pada hal, jalan ini pernah mengalami longsor saat bencana seroja pada tahun 2021 dan baru ditangani pada tahun 2022 lalu.

Warga yang bermukim di sejumlah kelurahan yang selama ini menggunakan jalur tersebut kini haru berputar mengikuti jalur lainnya karena ruas jalan ini sudah ditutup untuk semua kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Jalur jalan liliba-oebufu yang selama ini menjadi jalur utama warga dari sejumlah kelurahan yang hendak ke kota kupang kembali amruk diterjang longsor.

Jalan yang baru selesai dikerjakan pada tahun 2022 itu telah patah dan bergeser sedalam 40 centi meter dan tidak bisa dilalui kendaraan.

Longsor yang kembali menimpa jalan ini mendapat sorotan dari warga kota kupang. Warga mempertanyakan system perencanaan, pengawasan dan penggunana jasa yzng terlibat didalam pekerjaan fisiknya.

“ini jalan baru selesai ditangani kenapa rusak lagi, ini artinya harus perencanaannya dipertanyakan termasuk pengawasannya bagaimana merencanakan pekerjaan itu karena sebelumya kasus yang sama terjadi pada saat bencana seroja 2021 lalu.” Ujar Piet Djami Rebo saat di hubungi pada kamis, 14 Maret 2024.

Menurut mantan Kadis PUPR NTT ini, kerusakan yang terjadi adanya penurunan atau longsoran pada tanah dasar jalan  dan apa yang menjadi penyebab kerusakan perlu penelitian dan pemeriksaan lebih lanjut tentang penyebab dari longsor tersebut.

“yang pasti para pihak yang dapat diminta pertanggung jawabannya adalah Perencana, Pengawas dan Pengguna jasa. Karna pekerjaan telah diserah terimakan untuk kedua kalinya ( FHO) maka kerusakan ini dapat dikategorikan sebagai Kegagalan Bangunan.”katanya.

Agar menunjang arus lalu lintas di wilayah ini, Piet Djami Rebo berharap, jalan ini tetap dapat berfungsi walaupun terbatas perlu ada penangan darurat.

“untuk penanganan permanen bisa dilaksanakan setelah dikaji tentang sebab kerusakan dan rekomendasi penangan permanennya.”harap Djami Rebo.

Untuk diketahui, penanganan longsor di lokasi ini oleh Pemerintah Kota kupang pada tahun anggaran 2023 lalu baru selesai beberapa bulan dengan menghabisakan dana Rp. 2.008.330.000 yang bersumber dari dana DAU Kota Kupang Tahun Anggaran 2022.

Proyek penanganan dampak bencana seroja itu dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV. Tiga Putra Agung kupang dengan masa pemeliharaan 6 bulan.(wr/red).